Tugas Softskill 3 : Alinea
· PENGERTIAN ALINEA
Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari
sebuah kalimat . Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat
sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus
mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu
cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, dari terbitan Departemen
Pendidikan Nasional tertera penjelasan bahwa alinea adalah bagian wacana yang
mengungkapkan suatu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam ragam tulis
ditandai oleh baris pertama yang menjorok kedalam atau jarak spasi yang lebih.
Dalam kamus tersebut alinea diartikan pula sebagai paragraf.
Sumber lain mengatakan bahwa Alinea atau
Paragrafadalah seperangkat kalimat yang berkaitan satu sama lain, membentuk
satu kesatuan untuk mengungkapkan atau mengemukakan satu gagasan pokok.
Ada beberapa ciri atu karakteristik alinea antara
lain, sebagai berikut:
1) Setiap
alinea mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan dengan ide
pokok keseluruhan karangan;
2) Alinea umumnya
dibangun oleh sejumlah kalimat;
3) Alinea adalah
satu kesatuan ekspresi pikiran;
· HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN ALINEA
1.
STRUKTUR ALINEA
Berdasarkan fungsinya, kalimat yang
membangun alinea pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu
1. Kalimat Utama : Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat utama adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas : Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberi penjelasan tentang gagasan pokok.Kalimat penjelas harus senantiasa menjabarkan gagasan yang dinyatakan dalam kalimat topik.
1. Kalimat Utama : Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat utama adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas : Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberi penjelasan tentang gagasan pokok.Kalimat penjelas harus senantiasa menjabarkan gagasan yang dinyatakan dalam kalimat topik.
2.
TUJUAN PEMBETUKAN ALINEA
1.
Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema
yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengan dung suatu tema, bila
terdapat dua tema, maka dipecahkan menjadi dua alinea.
2. Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lrbih lama ini, konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.
2. Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lrbih lama ini, konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.
·
PERKEMBANGAN ALINEA
·
Pengembangan Alinea
a. Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha
penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat
merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi
konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat
dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita
definisikan di dalam teks definisi itu.
b. Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode
proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu
urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda,
penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa
atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu
mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.
c. Metode Contoh
Dalam
karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai,
lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk
paragraf.
d. Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab
(kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang
ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas
ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya
harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia.
Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang
berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau
dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.
e. Metode Perbandingan
Kalimat topik berisi perbandingan dua hal,
misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat kongkret. Kalimat topik
tersebut dikembangkan dengan memperinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang
lebih detail.
f. Metode Klasifikasi
Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan
penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan penjelas secara
rinci. Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya. Misalnya,
gagasan utama A, memiliki gagasan penjelas yang dapat diklasifikasikan menjadi
X dan Z.
g. Metode Pembanding/Kontras
Kalimat
topik berisi perbandingan dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang
bersifat kongkret. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan memperinci
perbandingan tersebut dalam bentuk yang lebih detail.
·
Macam-macam
alinea
berikut adalah macam-macam
alinea berdasarkan sifat dan tujuannya, alinea dapat dibedakan menjadi :
1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.Tiap jenis karangan akan mempunya alinea yang menbuka atau menghantar karangan itu,atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Sebab sifat-sifat dari alinea semacam ini harus menarika minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang akan diuraikan. Alinea pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena alinea-alinea yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca. Alat untuk menimbulkan minat para pembaca, yang dapat digunakan dalam sebuah alinea pembuka dapat berbeda-beda pula berdasarkan jenis karangan itu sendiri. Namun ada beberapa cara yang dianjurkan, misalnya mulailah dengan sebuha kutipan, pembahasan atau anekdot, aay\tu mulailah dengan membataasi arti pokok atau subjek tersebut mewujudkan mengapa subjek tersebut sangat penting, membuat tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat, menciptakan suatu kontras yang menarik, mengungkapkan pengalaman pribadi, baik yang menyenangkan ataupun tidak, menyatalkan maksud dan tujuan karangan tersebut, atau dapat pula membuka karangan tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
2. Alinea Penghubung
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.atau bisa juga pengertiannya yaitu semua alinea yang terdapat diantara alinea pembuka dan alinea penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis terdapat dalam alinea-alinea penghubung ini, sebab itu dalam alinea ini harus diperhatikan agar hubungan antar alinea teratur, serta tersusun secara logis. Sifat-sifat alinea penghubung tergantung pula dari jenis karangannya. Dalam karangan yang bersifat diskriptif, naratif atau argumentatif dan atau eksposisif. Alinea-alinea itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa alinea disiapkan sebagai dasar atau landasan, untuk kemudian melangkah kepada alinea-alinea yang menekankan pendapat pengarang.
3. Alinea Penutup
Adalah alinea yang dimaksudkan utnuk mengahiri karangan/ bagian karangan, dengan kata lain alinea ini mengandunfg kesimpulan dari apa yang telah diuraikan dalam alinea-alinea penghubung, alinea ini merupakan pengunci yang menutup sebuah karangan. Mengunci karangan agar menimbulkan kesan yang bagus dibenak pembacanya, harus dilakukan secara berencana pula. Yang pasti alinea penutup, seperti juga alinea pembuka, tidak usa terlalu panjang, cukup sekedarnya saja. Namun, tidak disarankan pula agar misalnya sebuah karangan secara tiba-tiba ditutup, sehingga terasakan seperti terputus di tengah jalan.
1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.Tiap jenis karangan akan mempunya alinea yang menbuka atau menghantar karangan itu,atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Sebab sifat-sifat dari alinea semacam ini harus menarika minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang akan diuraikan. Alinea pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena alinea-alinea yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca. Alat untuk menimbulkan minat para pembaca, yang dapat digunakan dalam sebuah alinea pembuka dapat berbeda-beda pula berdasarkan jenis karangan itu sendiri. Namun ada beberapa cara yang dianjurkan, misalnya mulailah dengan sebuha kutipan, pembahasan atau anekdot, aay\tu mulailah dengan membataasi arti pokok atau subjek tersebut mewujudkan mengapa subjek tersebut sangat penting, membuat tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat, menciptakan suatu kontras yang menarik, mengungkapkan pengalaman pribadi, baik yang menyenangkan ataupun tidak, menyatalkan maksud dan tujuan karangan tersebut, atau dapat pula membuka karangan tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
2. Alinea Penghubung
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.atau bisa juga pengertiannya yaitu semua alinea yang terdapat diantara alinea pembuka dan alinea penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis terdapat dalam alinea-alinea penghubung ini, sebab itu dalam alinea ini harus diperhatikan agar hubungan antar alinea teratur, serta tersusun secara logis. Sifat-sifat alinea penghubung tergantung pula dari jenis karangannya. Dalam karangan yang bersifat diskriptif, naratif atau argumentatif dan atau eksposisif. Alinea-alinea itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa alinea disiapkan sebagai dasar atau landasan, untuk kemudian melangkah kepada alinea-alinea yang menekankan pendapat pengarang.
3. Alinea Penutup
Adalah alinea yang dimaksudkan utnuk mengahiri karangan/ bagian karangan, dengan kata lain alinea ini mengandunfg kesimpulan dari apa yang telah diuraikan dalam alinea-alinea penghubung, alinea ini merupakan pengunci yang menutup sebuah karangan. Mengunci karangan agar menimbulkan kesan yang bagus dibenak pembacanya, harus dilakukan secara berencana pula. Yang pasti alinea penutup, seperti juga alinea pembuka, tidak usa terlalu panjang, cukup sekedarnya saja. Namun, tidak disarankan pula agar misalnya sebuah karangan secara tiba-tiba ditutup, sehingga terasakan seperti terputus di tengah jalan.
Berdasarkan sifat
dan isinya, alinea dapat dibedakan menjadi :
1. Alinea persuatif
jika isi alinea mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
2. Alinea argumentatif
Jika isi alinea membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
3. Alinea naratif
Jika isi alinea menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita. Dalam pola ini, gagasan pokok tidak terbatas hanya dalam satu kalimat saja, Pola alinea semacam ini terdapat dalam karangan jenis diskripsi atau narasi. Karena alinea ini tidak menilai atau membuat pernyataan, tetapi hanya melukiskan menggambarkan keadaan obyek belaka, maka tidak ada kalimat inti yang dapat ditunjuk secara khusus.
4. Alinea deskriptif
Alinea deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
5. Alinea ekspositoris
Merupakan alinea yang memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
1. Alinea persuatif
jika isi alinea mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
2. Alinea argumentatif
Jika isi alinea membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
3. Alinea naratif
Jika isi alinea menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita. Dalam pola ini, gagasan pokok tidak terbatas hanya dalam satu kalimat saja, Pola alinea semacam ini terdapat dalam karangan jenis diskripsi atau narasi. Karena alinea ini tidak menilai atau membuat pernyataan, tetapi hanya melukiskan menggambarkan keadaan obyek belaka, maka tidak ada kalimat inti yang dapat ditunjuk secara khusus.
4. Alinea deskriptif
Alinea deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
5. Alinea ekspositoris
Merupakan alinea yang memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
Berdasarkan
fungsi, alinea dapat dibedakan menjadi :
1. Alinea Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian awal sebuah karangan.
2. Alinea Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka.
3. Alinea Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan.
1. Alinea Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian awal sebuah karangan.
2. Alinea Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka.
3. Alinea Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan.
·
Syarat-syarat pembetukan
alinea
Adapun syarat - syarat dari alinea yaitu :
1. Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2. Koherensi, (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3. Perkembangan alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu)
4. Efektif, dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.
1. Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2. Koherensi, (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3. Perkembangan alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu)
4. Efektif, dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.
·
Contoh
1.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia
pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana
maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju
seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
2.
Beberapa hal yang dapat diringkaskan
dari pengamatan di atas. Pertama, terdapat gejala rendahnya mutu murid SD di
seluruh Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya mampu mencapai 50 % standar
pengetahuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka. Kedua, daerah-daerah
dengan mutu murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata nasional terletak di
Indonesia bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang paling
parah diderita oleh semua murid SD, sedang matematika mrupakan ilmu pengetahuan
yang paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi dalam
jumlah murid yang naik dengan deras.
· Tema Karangan
*Hal yang
berhubungan dengan tema karangan
Secara etimologis, kata “tema” berasal dari
bahasa Yunani yaitu tithenai yang berarti ”sesuatu yang telah diuraikan. Ini
berarti topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan dibatasi. Tema
berarti pokok pemikiran. Pokok pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh
penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai
mengarang sangatlah penting untuk menjamin penyampaian ide secara teratur dan
jelas sehingga isi karangan akan dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah.
Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan (outline). Berdasarkan uraian di atas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu kerangkan karangan. Sekaligus membedakan antara topik, judul dan tema.
Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan (outline). Berdasarkan uraian di atas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu kerangkan karangan. Sekaligus membedakan antara topik, judul dan tema.
·
Topik :
Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas
Judul :
(dapat disesuaikan dengan selera penulis)
1. Macet lagi, Macet lagi... Pusing!
2. Lalu-lintas Macet, Penyakit Modernisasi
3. Kemacetan Lalu-lintas dapat Memicu Stress.
Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas
Judul :
(dapat disesuaikan dengan selera penulis)
1. Macet lagi, Macet lagi... Pusing!
2. Lalu-lintas Macet, Penyakit Modernisasi
3. Kemacetan Lalu-lintas dapat Memicu Stress.
·
Tema :
Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah semata-mata tanggung jawab aparat kepolisian, melaikan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu-lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah adanya kesadaran berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab, sebab keteraturan berlalu lintas adalah cermin kepribadian bangsa.
Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif
Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah semata-mata tanggung jawab aparat kepolisian, melaikan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu-lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah adanya kesadaran berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab, sebab keteraturan berlalu lintas adalah cermin kepribadian bangsa.
Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif
·
Kerangka
Karangan
Kerangka karangan
adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusun gagasan. Fungsi utama
kerangka karangan adalah mengatur hubungan di antara gagasan-gagasan yang ada.
Kerangka mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan
membantu penulis menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta
memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kernagka karangan karangan dapat berbentuk cacatan sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final disebut outline sementara kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkapdisebut outline final.
Kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut.
a. Mempermudah pengarang menuliskan karangannya.
b. Mencegah pengarang menuliskan karanganya.
c. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak ke luar dari sasaran yang telah ditetapkan.
d. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya, juga menata detail karangan.
e. Sebagai miniatur dari keseleruhuhan karangan, melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur suatu karangan.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kernagka karangan karangan dapat berbentuk cacatan sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final disebut outline sementara kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkapdisebut outline final.
Kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut.
a. Mempermudah pengarang menuliskan karangannya.
b. Mencegah pengarang menuliskan karanganya.
c. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak ke luar dari sasaran yang telah ditetapkan.
d. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya, juga menata detail karangan.
e. Sebagai miniatur dari keseleruhuhan karangan, melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur suatu karangan.
·
1. Macam
dan Bentuk Karangan
Kerangka Karangan ada 2 macam yaitu, Kerangka topik dan kerangka kalimat. Dalam pratik pemakaian, kerangka yang banyak dipakai adalah kerangka topik.
Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, koma, atau klausa, yang didahului dengan tanda-tanda atau kode tertentu untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir (.) tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat tidak lengkap. Kerangka kalimat lebih bersifat resmi berupa kalimat lengkap. Pemakaian lengkap menunjukan diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada yang dituntut didalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat yang dipakai untuk menuliskan judul dan sub bab. Kerangka kalimat banyak dipakai pada proses awal penyusunan outline. Bila outline sudah selesai. Kerangka kalimat itu dapat dipadatkan menjadi kerangka topik, demi kepraktisan. Pemakaian kalimat dapat saja untuk menulis judul bab. Jadi, kerangka bisa saja berbentuk gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik. Meskipun pemakaian kerangka topik lebih dominan, tidaklah dipantangkan mencampur dengan kerangka kalimat, meski hanya untuk penulisan judul-judul bab.
Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan di antara gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa huruf dan angka. Bagian utama biasanya didahului angka tertentu (misalnya angka romawi), sedangkan bagian bawahnya (subbagian) menggunakan tanda yang lain. Ada juga kerangka yang hanya menggunakan angka Arab saja, jika karangannya tidak terlalu panjang, misalnya untuk makalah atau artikel sederhana. Kode-kode itu akan lebih kompleks di dalam karangan yang benar benar seperti skripsi, tesis, disertasi, dan buku. Perhatikan pemakaian kode kerangka berikut.
Dari tabel di
atas, dapat disimpulkan bahwa, agar karangan terstruktur rapi, pengarang harus
membagi-bagi gagasan. Kaidah pembagian yang perlu diingat adalah segala sesuatu
yang terdapat di bawah sesuatu tanda harus berhubungan langsung dan takluk
kepada yang membawahkannya. Tanda-tanda yang dipakai (huruf atau angka) harus
ada pasangannya, minimal satu.
2.
Pola penyusunan Kerangka Karangan
Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola yang kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola yang kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
a. Pola Alamiah
Seperti yang telah diuraikan di atas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.
Seperti yang telah diuraikan di atas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.
1) Urutan
ruang
Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu ruang seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang, umpamanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang memakai urutan ruang.
Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu ruang seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang, umpamanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang memakai urutan ruang.
Topik : Laporan
Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Jawa
A. Banjir di Jawa Tengah
1. Daerah Semaranga
2. Daerah Pekalongan
B. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
C. Banjir di .......
I. Banjir di Pulau Jawa
A. Banjir di Jawa Tengah
1. Daerah Semaranga
2. Daerah Pekalongan
B. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
C. Banjir di .......
2) Urutan waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangakaian peristiwa. Kerangka tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti di atas dapat divariasikan dengan susuna terbalik misalnya dari akhir ke awal. Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu dibawah ini.
Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangakaian peristiwa. Kerangka tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti di atas dapat divariasikan dengan susuna terbalik misalnya dari akhir ke awal. Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu dibawah ini.
·
Topik : Riwayat
Hidup Soekarno
1. Jati diri Soekarno
2. Pendidikan Soekarno
3. Karier Soekarno
4. Akhir Hidup Soekarno
1. Jati diri Soekarno
2. Pendidikan Soekarno
3. Karier Soekarno
4. Akhir Hidup Soekarno
Berdasarkan
kerangka di atas dapat dibuat karangan singkat yang terdiri atas satu alinea;
dapat diperluas menjadi empat alinea; dapat diperluas lagi menjadi empat bab;
bahkan dapat dibauat menjadi satu buku. Begitualah pentingnya membbuat kerangka
karangan sebelum mengarang.
b. Pola Logis
Di atas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut pandangnya. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks – antiklimaks, sebab – akibat, pemecahan masalah, dan umum – khusus.
Di atas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut pandangnya. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks – antiklimaks, sebab – akibat, pemecahan masalah, dan umum – khusus.
Contoh
1 (Urutan Klimaks)
·
Topik : Kejatuhan
Soeharto
i. Praktik KKN Merajalela
ii. Keresahan di dalam Masyarakat
iii. Kerusuhan Sosial di Mana-mana
iv. Tuntutan Reformasi Menggema
v. Kejatuhan yang Tragis
i. Praktik KKN Merajalela
ii. Keresahan di dalam Masyarakat
iii. Kerusuhan Sosial di Mana-mana
iv. Tuntutan Reformasi Menggema
v. Kejatuhan yang Tragis
Contoh
2 ( Urutan Sebab – Akibat)
Topik : Pemukiman
Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di Tanah tinggi
2. Penyebab Kebakaran
3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4. Rencana Rehabilitasi Fisik
1. Kebakaran di Tanah tinggi
2. Penyebab Kebakaran
3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4. Rencana Rehabilitasi Fisik
Contoh
3 (Urutan Pemecahan Masalah)
·
Topik : Bahaya
Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ectasy
2.1 Pengaruh Ecstasy Terhadap Syaraf Pemakainya
2.2 Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat
2.2.1 Gangguan Kesehatan Masyarakat
2.2.2 Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
4. Kesimpulan dan Saran
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ectasy
2.1 Pengaruh Ecstasy Terhadap Syaraf Pemakainya
2.2 Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat
2.2.1 Gangguan Kesehatan Masyarakat
2.2.2 Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
4. Kesimpulan dan Saran
Contoh 4 (Urutan Umum-Khusus)
·
Topik :
Komunikasi Lisan
1. Komunikasi dan Bahasa
a. Bahasa Lisan
b. Bahasa Tulis
2. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya
a. Kemampuan kebahasaan
1. Olah Vokal
2. Volume dan Nada Suara
b. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
2. Gerakan Anggota Tubuh
3. Praktik Komunikasi Lisan.......dst
1. Komunikasi dan Bahasa
a. Bahasa Lisan
b. Bahasa Tulis
2. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya
a. Kemampuan kebahasaan
1. Olah Vokal
2. Volume dan Nada Suara
b. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
2. Gerakan Anggota Tubuh
3. Praktik Komunikasi Lisan.......dst
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda